Selasa, 15 September 2020

  

Berternak Ikan Cupang (betta fish) untuk pemula

 

            Dalam kesempatan kali ini saya akan membagikan pengalaman saya tentang berternak ikan cupang. Ikan cupang dipilih menjadi ikan hias air tawar di kalangan pecintannya. Awal mula saya mengetahui ikan ini saat saya Sekolah Dasar, sekitar 1998. Ikan cupang saat itu sangat menarik karena menurut saya bagian penutup ingsang bisa mekar (mengkrok dalam bahasa jawa). Dari sini timbulah rasa ingin membelinnya yang pada saat itu harga Rp 2000 pada saat itu. Rata – rata untuk anak seusia saya bermain Ikan Cupang  dengan cara mengadu di dalam baskom. Hingga sampai siripnya sobek bahkan patah. Ada banyak sekali cara yang bisa kita lakukan untuk beternak ikan cupang.

            Dari situ timbul untuk membudidayakan ikan cupang tersebut. Bagi pemula tentunya pengalaman saya dapat membantu sedikit dalam kesempatan kali ini. Saya akan menulisnya sedetail mungkin untuk keberhasilannya dalam beternak ini. Oke langsung saja apa yang harus dipersiapkan dalam beternak cupang kali ini.

 

A.    Pemilihan Induk cupang

Pemilihan induk sangat penting dalam budidaya Ikan Cupang, induk yang baik dapat menghasilkan anakan yang baik pula tentunnya, serta banyak. Untuk kriteria indukan yang baik maka saya akan memaparkan kriterianya, diantaranya adalah:

1.      Usia

Karena usia juga mempengaruhi untuk pembuahan ikan cupang tersebut. Usahakan untuk ukuran indukan dan jantan sama. Jangan sampai ada yang lebih besar atau lebih kecil dari indukannya. Rata-rata usia 5 bulan lebih. Dalam hal ini para breeder rata – rata berpendapat seperti itu karena sudah matang untuk alat reproduksi diantara keduannya.

 

2.      Membedakan jantan dan betina

a)

Cupang jantan

 

Pada umumnya cupang jantan berwarna cerah atau gelap. Tubuhnya lebih panjang dan ramping. Memiliki dasi yang panjang disekitar perut, serta biasannya tidak memiliki garis horizontal di sekitar tubuhnya.

b)

a)      Cupang Betina

 

Pada umumnya cupang betina berwarna biasannya kusam, warnanya kurang cerah dan tubuhnya terlihat kantong telur diperutnya sehingga membuat badannya sedikit gendut. Di bawah perut ada tonjolan kecil berwarna putih, sirip dasinya kebanyakan pendekdan biasannya ada garis horizontal di sekitar tubuhnya.

 

3.      Ukuran yang sama

Breeder atau peternak ukuran untuk calon indukan diharapkan sama agar presentase keberhasilannya besar, sebab apabila ada perbedaan dalam ukuran keduannya keberhasilannya sedikit. Mengapa demikian ? karena jikalau ada perbedaan ukuran maka yang badan lebih besar akan terus mengejar yang lebih kecil.

 

4.      Fisik Indukan

Fisik dalam memilih indukan jantan dan betina haruslah sehat, lincah, serta gesit. Hal ini bertujuan agar ikan lebih aktif untuk proses perkawinan nantinya. Jangan sampai memilih indukan yang cacat permanen yang bisa menimbulkan proses perkawinan yang kedepammya hasilnya kurang memuaskan. Khusus yang betina usahakan kantung telur sudah banyak dan matang. Hal ini bisa dilihat dari fisik perut betina yang membesar serta biasannya terlihat kantung telurnya secara tranparan yang berarti telur sudah matang dan siap untuk dibuahi. Memang agak sedikit sulit membedakantapi kalau kita membaca diatas maka rata – rata para breeder mengawinkan ikan pada usia 5 bulan lebih.

 

B.     Tempat atau Wadah Pemijahan

Tempat pemijahan biasannya saya menggunakan barang – barang bekas di sekitar saya. Wadah ini harus tertutup dan tidak tembus cahaya atau tidak transparan karena ikan cupang mudah terganggu sehingga sulit untuk proses menjodohkan, salah satu contohnya:

1.      Baskom yang biasannya digunakan untuk acara kondangan atau hajatan, tapi yang pasti bisa dibuat untuk menampung air pastinya, dan diameter minimal 20 cm.

2.      Tempat biskuit yang terbuat dari plastik yang diameternnya minimal 20cm.

3.      Wadah cat tembok yang 5kg yang sudah dibersihkan pastonya dari sisa cat yang menumpuk di pinggir dan dinding  wadah cat tembok. Kenapa wadah cat embok? Karena memang mudah dibersihkan daripada wadah cat besi yang sangat lengket dan susah di cuci.

4.      Strefoam bekas buah yang terlebih dahulu di lapisi oleh plastik karena strefoam masih ada pori – pori kecil yang bisa  membuat air menetes yang menimbulkan kebocoran perlahan – lahan akan mengurangi debit airnya.

 

C.     Air

Air merupakan syarat mutlak dalam beternak ikan cupang kali ini. Jelas sekali ikan cupang hanya bisa di air layaknya ikan pada umumnya. Faktor air di sini bosa menggunakanaor PAM, sumur, hujan, sungai yang belum tercemar limbah berbahaya. Suhu rata – rata untuk mengkembangbiakan cupang ini  Air harus memiliki kondisi yang stabil dan menyesuaikan dengan habitat asli ikan cupang. Parameter air seperti suhu, pH, dan kesadahan harus tetap terjaga dan tidak ada perubahan yang drastis. Suhu air yang tepat bagi cupang berkisar antara 24-36 derajat Celcius dengan pH 6,5-7,2 serta hardness 8,5-10 dH[1].

Untuk lebih gampangnya endapkan air pada suhu ruangan selama 24 jam. Masukkan garam ikan ¼ SDM serta tambahkan daun ketapang yang di potong kecil – kecil. Fungsi garam ikan untuk membunuh bakteri jahat danketapang sebagai pengatur PH di dalam air agar kadar keasaman di dalamair stabil. Serta ketinggian air usahakan jangan terlalu tinggi dan jangan terlalu rendah kurang lebih 15 cm. Jika air terlalu tinggi membuat jantan akan mudah capek untuk memasukkan telur ke burayak jikalau jatuh di dasar wadah, oleh karena itu pemberian air jangan terlalu tinggi. Kenapa juga tidak boleh rendah? Karena dalamproses kawin nantinya jantan dan betina akan melingkarkan badan mereka di pertengahan airnya. Jikalau dangkal maka akan membuat ikan merasa kurang nyaman.

 

D.    Penyatuan Induk Cupang

Setelah melakukan tahapan diatas tiba untuk proses penyatuan indukan.Penyatuan indukan ini banyak sekali caranya dan setiap breeder punya cara sendiri dan juga trik sendiri. Mulai dari proses pengenalan ikan atau langsung di jadikan satu indukan jantan dan betinanya. Baiklah mari kita ikuti prosesnya menurut pengalama saya.

1.      Penjodohan ikan secara terpisah

Penjodohan secara terpisah ini menggunakan wadah perkawinan serta gelas plastik trasparan atau tempat transparan yang bertujuan agar indukan saling mengenal. Langkah – langkahnya adalah:

a.       Ambil indukan yang sudah dipilih sebelumnya, kemudian masukkan jantan kedalam wadah yang sudah diberi air serta potongan ketapang sebelumnya. Usahakan air menjadi coklat muda. Kemudian masukkan betina kedalam gelas plastik atau wadah transparan lainya. Jadikan dalam satu wadah dengan indukan betina masih digelas plastik atau tempat transparan.

b.      Diamkan di tempat yang gelap, tidak terlalu bising, dan juga terhindar dari lalu lalang orang beraktifitas dan sebelumnya sudah diberikan plastik kecil agar jantan membuat busa tepat dibawah plastik. Pengalaman saya menaruhnya pagi dan pada malam hari saya jadikan satu untuk indukannya dengan ditandai busa yang sudah dibuat oleh jantan. Jika busa yang dibuat oleh jantan tidak dibawah plastik maka ambil plastik yang sudah ditaruh tadi kemudian letakkan tepat diatas busa.plastik di sini fungsinya agar busa agar tidak cepat hilang.

c.          Setelah itu tinggalkan selama semalaman dan lihatlah secara perlahan apakah sudah ada telurnya atau belum. Jika sudah ada telurnya jantan akan bersikap agresif terhadap betina. Saat itu langsumg pisahkan betinanya karena jikalau masih menjadi satu dengan betina bisa dipastikan telurnya akan dimakan indukan.

d.          Jika masih belum bertelur tunggu sampai hari berikutnya dengan melihatnya secara perlahan. Dari sini kita harus melihat pergerakan ikan apakah masih aktif keduanya. Jika salah satu sudah pasif untuk bergerak atau salah satu berenang  seperti ketakutan, bisa jadi tidak jodoh atau salah satu dari ikan tersebut stres.

e.          Jika sudah bertelur dan sudah dipisahkan betinanya. Tetap kita taruh wadah sebelumnya dan biarkan kondisinya seperti itu. Tungu 2-3 hari biarkan sampai menetas. Tetap kita hanya melihat secara perlahan dan juga jangan memberikan pakan hidup yang berlebihan untuk jantanya.

f.           Biarkan jantan menjaga anaknya sampai anakan ikan (burayak) dapat berenang secara normal layaknya indukannya. Dari sini pisahkan jantannya dan kemudian berikan makanan buat jantannya.

g.          Dari sini berikan makanan untuk burayak kutu air (dapnia monia), infusoria, pelet ikan ukuran 0 (untuk pakan ini usahakan memberikan secukupnya saja agar air tidak cepat keruh).

 

Dari pengalaman  saya mengaplikasikannya dengan cara diatas banyak sekali kekurangan serta kelebihannya. Jikalau ada kekurangannya saya mohonmaaf dan jikalau ada saran saya akan menerimannya dengan lapang dada karena manusia tidak akan pernah lepas dari kesalahan.

 

 

 

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar