Berternak Ikan
Cupang (betta fish) untuk pemula
Dalam
kesempatan kali ini saya akan membagikan pengalaman saya tentang berternak ikan
cupang. Ikan cupang dipilih menjadi ikan hias air tawar di kalangan
pecintannya. Awal mula saya mengetahui ikan ini saat saya Sekolah Dasar,
sekitar 1998. Ikan cupang saat itu sangat menarik karena menurut saya bagian penutup
ingsang bisa mekar (mengkrok dalam bahasa jawa). Dari sini timbulah rasa ingin
membelinnya yang pada saat itu harga Rp 2000 pada saat itu. Rata – rata untuk
anak seusia saya bermain Ikan Cupang dengan
cara mengadu di dalam baskom. Hingga sampai siripnya sobek bahkan patah. Ada
banyak sekali cara yang bisa kita lakukan untuk beternak ikan cupang.
Dari
situ timbul untuk membudidayakan ikan cupang tersebut. Bagi pemula tentunya
pengalaman saya dapat membantu sedikit dalam kesempatan kali ini. Saya akan
menulisnya sedetail mungkin untuk keberhasilannya dalam beternak ini. Oke
langsung saja apa yang harus dipersiapkan dalam beternak cupang kali ini.
A. Pemilihan Induk cupang
Pemilihan induk
sangat penting dalam budidaya Ikan Cupang, induk yang baik dapat menghasilkan
anakan yang baik pula tentunnya, serta banyak. Untuk kriteria indukan yang baik
maka saya akan memaparkan kriterianya, diantaranya adalah:
1. Usia
Karena usia
juga mempengaruhi untuk pembuahan ikan cupang tersebut. Usahakan untuk ukuran
indukan dan jantan sama. Jangan sampai ada yang lebih besar atau lebih kecil
dari indukannya. Rata-rata usia 5 bulan lebih. Dalam hal ini para breeder
rata – rata berpendapat seperti itu karena sudah matang untuk alat reproduksi
diantara keduannya.
2. Membedakan jantan dan betina
a) |
Cupang jantan |
|
Pada umumnya cupang jantan berwarna cerah atau gelap.
Tubuhnya lebih panjang dan ramping. Memiliki dasi yang panjang disekitar
perut, serta biasannya tidak memiliki garis horizontal di sekitar tubuhnya. |
b) |
a)
Cupang Betina |
|
Pada umumnya cupang betina berwarna biasannya kusam,
warnanya kurang cerah dan tubuhnya terlihat kantong telur diperutnya sehingga
membuat badannya sedikit gendut. Di bawah perut ada tonjolan kecil berwarna
putih, sirip dasinya kebanyakan pendekdan biasannya ada garis horizontal di
sekitar tubuhnya. |
3. Ukuran yang sama
Breeder atau peternak ukuran untuk calon indukan
diharapkan sama agar presentase keberhasilannya besar, sebab apabila ada
perbedaan dalam ukuran keduannya keberhasilannya sedikit. Mengapa demikian ?
karena jikalau ada perbedaan ukuran maka yang badan lebih besar akan terus
mengejar yang lebih kecil.
4. Fisik Indukan
Fisik dalam
memilih indukan jantan dan betina haruslah sehat, lincah, serta gesit. Hal ini
bertujuan agar ikan lebih aktif untuk proses perkawinan nantinya. Jangan sampai
memilih indukan yang cacat permanen yang bisa menimbulkan proses perkawinan
yang kedepammya hasilnya kurang memuaskan. Khusus yang betina usahakan kantung
telur sudah banyak dan matang. Hal ini bisa dilihat dari fisik perut betina
yang membesar serta biasannya terlihat kantung telurnya secara tranparan yang
berarti telur sudah matang dan siap untuk dibuahi. Memang agak sedikit sulit
membedakantapi kalau kita membaca diatas maka rata – rata para breeder
mengawinkan ikan pada usia 5 bulan lebih.
B. Tempat atau Wadah Pemijahan
Tempat pemijahan biasannya saya menggunakan barang – barang bekas di
sekitar saya. Wadah ini harus tertutup dan tidak tembus cahaya atau tidak
transparan karena ikan cupang mudah terganggu sehingga sulit untuk proses
menjodohkan, salah satu contohnya:
1. Baskom yang biasannya digunakan untuk acara
kondangan atau hajatan, tapi yang pasti bisa dibuat untuk menampung air
pastinya, dan diameter minimal 20 cm.
2. Tempat biskuit yang terbuat dari plastik yang
diameternnya minimal 20cm.
3. Wadah cat tembok yang 5kg yang sudah
dibersihkan pastonya dari sisa cat yang menumpuk di pinggir dan dinding wadah cat tembok. Kenapa wadah cat embok?
Karena memang mudah dibersihkan daripada wadah cat besi yang sangat lengket dan
susah di cuci.
4. Strefoam bekas buah yang terlebih dahulu di
lapisi oleh plastik karena strefoam masih ada pori – pori kecil yang bisa membuat air menetes yang menimbulkan
kebocoran perlahan – lahan akan mengurangi debit airnya.
C. Air
Air merupakan syarat mutlak dalam beternak ikan cupang kali ini. Jelas
sekali ikan cupang hanya bisa di air layaknya ikan pada umumnya. Faktor air di
sini bosa menggunakanaor PAM, sumur, hujan, sungai yang belum tercemar limbah
berbahaya. Suhu rata – rata untuk mengkembangbiakan cupang ini Air harus memiliki kondisi yang stabil dan menyesuaikan
dengan habitat asli ikan cupang. Parameter air seperti suhu, pH, dan kesadahan
harus tetap terjaga dan tidak ada perubahan yang drastis. Suhu air yang tepat
bagi cupang berkisar antara 24-36 derajat Celcius dengan pH 6,5-7,2 serta hardness 8,5-10 dH[1].
Untuk lebih gampangnya endapkan air pada
suhu ruangan selama 24 jam. Masukkan garam ikan ¼ SDM serta tambahkan daun
ketapang yang di potong kecil – kecil. Fungsi garam ikan untuk membunuh bakteri
jahat danketapang sebagai pengatur PH di dalam air agar kadar keasaman di
dalamair stabil. Serta ketinggian air usahakan jangan terlalu tinggi dan jangan
terlalu rendah kurang lebih 15 cm. Jika air terlalu tinggi membuat jantan akan
mudah capek untuk memasukkan telur ke burayak jikalau jatuh di dasar wadah,
oleh karena itu pemberian air jangan terlalu tinggi. Kenapa juga tidak boleh
rendah? Karena dalamproses kawin nantinya jantan dan betina akan melingkarkan
badan mereka di pertengahan airnya. Jikalau dangkal maka akan membuat ikan
merasa kurang nyaman.
D. Penyatuan Induk Cupang
Setelah melakukan tahapan diatas tiba untuk
proses penyatuan indukan.Penyatuan indukan ini banyak sekali caranya dan setiap
breeder punya cara sendiri dan juga trik sendiri. Mulai dari proses pengenalan
ikan atau langsung di jadikan satu indukan jantan dan betinanya. Baiklah mari kita
ikuti prosesnya menurut pengalama saya.
1. Penjodohan ikan secara terpisah
Penjodohan secara terpisah ini menggunakan wadah perkawinan serta gelas
plastik trasparan atau tempat transparan yang bertujuan agar indukan saling
mengenal. Langkah – langkahnya adalah:
a. Ambil indukan yang sudah dipilih sebelumnya,
kemudian masukkan jantan kedalam wadah yang sudah diberi air serta potongan
ketapang sebelumnya. Usahakan air menjadi coklat muda. Kemudian masukkan betina
kedalam gelas plastik atau wadah transparan lainya. Jadikan dalam satu wadah
dengan indukan betina masih digelas plastik atau tempat transparan.
b. Diamkan di tempat yang gelap, tidak terlalu
bising, dan juga terhindar dari lalu lalang orang beraktifitas dan sebelumnya
sudah diberikan plastik kecil agar jantan membuat busa tepat dibawah plastik.
Pengalaman saya menaruhnya pagi dan pada malam hari saya jadikan satu untuk
indukannya dengan ditandai busa yang sudah dibuat oleh jantan. Jika busa yang
dibuat oleh jantan tidak dibawah plastik maka ambil plastik yang sudah ditaruh
tadi kemudian letakkan tepat diatas busa.plastik di sini fungsinya agar busa
agar tidak cepat hilang.
c.
Setelah itu tinggalkan selama semalaman dan lihatlah
secara perlahan apakah sudah ada telurnya atau belum. Jika sudah ada telurnya
jantan akan bersikap agresif terhadap betina. Saat itu langsumg pisahkan
betinanya karena jikalau masih menjadi satu dengan betina bisa dipastikan
telurnya akan dimakan indukan.
d.
Jika masih belum bertelur tunggu sampai hari berikutnya
dengan melihatnya secara perlahan. Dari sini kita harus melihat pergerakan ikan
apakah masih aktif keduanya. Jika salah satu sudah pasif untuk bergerak atau
salah satu berenang seperti ketakutan,
bisa jadi tidak jodoh atau salah satu dari ikan tersebut stres.
e.
Jika sudah bertelur dan sudah dipisahkan betinanya. Tetap
kita taruh wadah sebelumnya dan biarkan kondisinya seperti itu. Tungu 2-3 hari
biarkan sampai menetas. Tetap kita hanya melihat secara perlahan dan juga
jangan memberikan pakan hidup yang berlebihan untuk jantanya.
f.
Biarkan jantan menjaga anaknya sampai anakan ikan
(burayak) dapat berenang secara normal layaknya indukannya. Dari sini pisahkan
jantannya dan kemudian berikan makanan buat jantannya.
g.
Dari sini berikan makanan untuk burayak kutu air (dapnia
monia), infusoria, pelet ikan ukuran 0 (untuk pakan ini usahakan memberikan
secukupnya saja agar air tidak cepat keruh).
Dari pengalaman saya mengaplikasikannya dengan cara diatas
banyak sekali kekurangan serta kelebihannya. Jikalau ada kekurangannya saya
mohonmaaf dan jikalau ada saran saya akan menerimannya dengan lapang dada
karena manusia tidak akan pernah lepas dari kesalahan.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar